Seni dan Krisis Ekologi
Wacana tentang Krisis Ekologi bukan hal baru namun dengan begitu tidaklah ‘usang’. Persoalan ini akan menjadi pembicaran hangat di masa depan. Ini terutama karena menyangkut keberlangsungan kehidupan manusia.
Setiap saat kita menjadi saksi (juga korban) atas perampasan ruang hidup, pencemaran lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam. Setiap tahun kita membaca hasil riset yang menunjukkan angka dari lahan produktif yang dirampas, jatuhnya korban karena pencemaran lingkungan akibat pendirian tambang-tambang dan banyak lagi. Kita seperti terteror!
Tentu telah banyak respon dan solusi yang diberikan dari beberapa sektor ilmu pengetahuan terkait persoalan ini. namun sejauhmana peran seni dalam hal ini? Bagaimana seni ‘membahasakan’ krisis macam ini? Dan solusi apa yang ditawarkannya?
Pada diskusi kali ini, kami akan menghadirkan 2 orang pembicara yang banyak berinteraksi (baik secara teoritis maupun praktis) dengan persoalan ekologi, Muhammad Al Fayyadl dan Yustoni Volunteero.
Muhammad Al Fayyadl akan melakukan telaah filosofis atas basis ideologi yang menopang keberlangsungan krisis ekologi. Dan lebih jauh, melacak bagaimana pengaruhnya pada ideologi estetik. Sementara Yustoni Volunteero akan banyak menyoal tentang bagaimana praktik-praktik seni ‘membahasakan’ persoalan ekologi dan menyoal posisi politis seniman dalam konteks krisis ekologi.
Hadirlah! Diskusi pertama sebagai pembuka rangkaian acara Dies Natalis Pascasarjana ISI 2017/XXXIII ‘Hilarity of Vagueness’.