Pada hari Kamis, tanggal 17 Pebruari 2016 pukul 10.00– 12.00 WIB Pascasarjana ISI Yogyakarta menggelar Ujian Terbuka saudara Drs. Ponimin, M.Hum. Sidang diketuai oleh Prof. Dr. Djohan, M.Si., Promotor Prof. Drs. M. Dwi Marianto, M.F.A., Ph.D. , Ko Promotor Dr. Timbul Raharjo, M.Hum., serta Tim Penguji Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum., Prof. Dr. PM. Laksono, Dr. St. Sunardi, Dr. Sunarto, Dr. Edy Sunaryo, M.S., Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum.. Saudara Drs. Ponimin, M.Hum. . berhasil mempertahankan Disertasi yang berjudul Reinterpretasi Dari Kisah Asmara Panji Asmarabangun Lakon Wayang Topeng Malang Dalam Keramik di hadapan Dewan Penguji sehingga lulus dengan predikat “Sangat Memuaskan”
Promovendus mengungkapkan bagi seorang seniman pengalaman pribadi merupakan modal utama dalam membantu menggali ide kreatif dalam penciptaan karya seni. Pengalaman dapat dimaknai dalam dua tataran, yakni sebagai sumber ide kreatif dan praktik kreatif yang terwujud melalui suatu karya seni. Sebuah sumber ide kreatif penciptaan karya seni dapat dari sesuatu yang menggelisahkan dirinya, dihayati, dan dirasakan kemudian menimbulkan imajinasi/momen-momen estetik. Hasil penghayatan yang menimbulkan momen estetik diolah untuk mendorong ide dalam membangun konsep penciptaan karya seni (Marianto, 2011:149),
Gagasan kreatif yang didalami dari sumber ide sebagai hasil dari proses elaborasi. Oleh karena itu seorang seniman pada tahapan tersebut melakukan serangkai proses, yakni penggalian, perenungan, kontemplasi, dan interpretasi terhadap sumber ide (Tabrani, 2000:24). Kegiatan ini membutuhkan kepekaan estetik, kecerdasan, keberanian, dan kebebasan. Selanjutnya melakukan proses eksplorasi terhadap rencana media pengungkap gagasan kreatifnya, dan dilanjutkan mewujudkan ide menjadi karya seni.
Penulis merupakan keramikus dan juga penggemar pertunjukan wayang topeng Malang. Kisah percintaan Panji Asmarabangun yang dihayati dari kisah asmara antar tokoh dalam lakon Wayang topeng Malang, memberi pengalaman berharga dan menginspirasi ide penciptaan keramik.
Beberapa kali menyaksikan pergelaran wayang topeng Malang dengan lakon bertema percintaan Panji. Pendalaman terhadap kisah asmara tersebut diperoleh beberapa pemahaman, bahwa kisah percintaan tersebut dilatarbelakangi oleh terjadinya perpecahan dua kerajaan yang ingin disatukan kembali. Panji Asmarabangun adalah putra mahkota Kerajaan Jenggala dan Dewi Sekartaji adalah seorang putri dari keluarga istana Daha. Keduanya dimaknai sebagai pasangan yang ideal untuk membangun kehidupan melalui penyatuan dua keluarga, atau kerajaan tersebut Oleh karena itu keduanya menjadi simbol penyatuan tersebut.
Kisah asmara kedua tokoh protagonis irii oleh masyarakat pertunjukan wayang topeng Malang dimaknai sebagai bentuk asmara yang tulus. Karakteristik Panji disimbolisasikan sebagai laki-laki yang memiliki ketulusan asmara terhadap istri, yang selalu setia, beijalan beriringan, dan tidak saling melemahkan. Berbagai godaan telah mereka alami, akan tetapi keduanya tetap menyatu kembali (Kemala, dkk., 2012:3).
Dinamika kisah asmara keduanya tidak terlepas dari hadimya tokoh antagonis, Prabu Klana Sewandana yang berasal dari negeri Bantarangin. Prabu Klana dan pengikutnya dianggap sebagai penggoda hubungan asmara antara Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji. Tokoh antagonis lainnyayang menjadi penggoda yakni Wadal Werdi dan Anggraeni. Kehadiran para tokoh antagonis dalam hubungan astnara Panji dan Sekartaji dianggap sebagai pengganggu kemapanan.
Penulis merasakan terdapat peristiwa ataupum hal-hal lain yang mampu mendorong potensi kreatif, ketika kisali asmara tersebut diusung ke dalam garapan karya keramik. Penggunaan material tanah liât dan teknik penggarapan dengan segala karakteristiknya, oleh penulis didalami melalui proses dieksplorasi dengan berbagai alternatif guna memperkuat ide isi karya. Bahan tanah Hat yang terdiri dari bahan keramik stoneware dan earthenware memiliki karakteristik berbeda. Hal ini sebagai salah satu yang memperkuat bentuk karya ketika ide kisah antar tokoh dalam percintaan Panji Asmarabangun dicapai melalui berbagai eksplorasi bentuk, teknik pengolahan bahan keramik, pembentukan karya keramik, hingga proses pembakaran. Proses eksplorasi bertujuan untuk memperoleh pengalaman teknis tentang sifat material tersebut untuk media ungkap dalam memaknai ‘penyatuan’, kekokohan, dan kerapuhan. Hal ini dicapai melalui proses eksperimen material keramik dengan berbagai teknik: pengolahan bahan, pembentukan, dan pembakaran.
Penyatuan Panji Asmarabangun dengan Dewi Sekartaji bagaikan penyatuan unsur-unsur material keramik stoneware yang berdiri kokoh. Penyatuan Panji Asmarabangun dengan tokoh antagonis, atau Dewi Sekartaji dengan tokoh antagonis bagaikan penyatuan antar unsur material keramik stoneware dan earthenware, ketika kedua unsur yang berbeda ini disatukan, dapat membentuk kerapuhan atau ketidakstabilan.
Penciptaan seni ini diharapkan dapat mereinterpretasi hasil menghayati kisah asmara antar tokoh yang diaktualisasi melalui proses dan karya keramik.
Comment (1)
SELAMAT P. PNIMIN. INI SAYA DARI JAUH MELIHAT PENGUKUHAN BPK SEBAGAI DR BARU DI ISI JOGJA. INI MENARIK KARENA KARYA YG DIANGKAT DARI CERITA WAYANG. SALAM DARI JAUH, DARI JEPARA. SUTARYA ( TEMAN SEANGKATAN DI ISI )
Comments are closed.