Program Pascasarjana ISI Yogyakarta pada Rabu-Kamis, 16-17 Oktober 2019 menyelenggarakan The 7th International Conference For Asia Pacific Arts Studies dengan tema Art Education in Contemporary Asia-Pacific yang dibuka secara resmi oleh rektor ISI Yogyakarta Prof. Dr. M. Agus Burhan dengan didampingi Direktur Pascasarjana ISI Yogyakarta Prof. Djohan, M.Si.
Ada beberapa kegiatan dalam rangkaian kegiatan ICAPAS kali ini yaitu simposium, workshop, poster presentation, twilight class, juga pameran di galeri pascasarjana dengan tajuk Ars Brevis yang dibuka secara resmi oleh Dr. Oei Hong Djien. Pada ICAPAS kali ini kembali menghadirkan beberapa pembicara kunci yaitu 
Prof. Samuel Leong, (Hongkong) dengan mengangkat Creative Arts Education 4.0 in the Asian Century, Prof. Gunalan Nadarajan (AS) dengan artikel More than Art Education, Prof. Ramon Acoymo (Filipina) dengan mengangkat topik Perspective of Philosophy in Determinations of Philippine Education Policy, Dr. Danny Butt (Australia) dengan Critical Regionalism in Artistic Research, dan Asst. Prof. Wichian Sittiprapaporn (Thailand) dengan Brain Mechanism of Art Therapy: Technical Concept for Practical Experiment. Workshop oleh Prof. Wichian Sittiprapaporn diselenggarakan dengan kerjasama Brain Science and Engineering Innovation Research Group, Mae Fah Luang University, Thailand. Selain itu, juga telah terbentuk jejaring peneliti artistik Asia Pasifik.
Rangkaian kegiatan ICAPAS ditutup dengan konser dari mahasiswa penyajian program pascasarjana ISI Yogyakarta yang menampilkan solo vibaraphone, solo gitar, dan solo vokal. Pada kesempatan ini diumumkan pula presenter dan poster presentation terbaik. Tema pada ICAPAS 2020 yang akan datang disampaikan oleh Kurniawan Adi Saputro, Ph.D selaku Ketua ICAPAS 2019 dengan tema Art in Our Changing Environment. Sampai bertemu di ICAPAS 2020.
[featured_gallery section_title="Lastest Gallery" gallery_id="4863"]
